Sabtu, 29 Januari 2011

Antara Komunitas Religius dan Masyarakat Madani

Oleh Nanang Hasan Susanto




***
After during 11 Prophet year make the foundation akidah in mekkah, hereinafter Prophet do the Hejira to Yastrib then change name by Prophet become the Madinah meaning town for Allah guide. Over there Prophet form the urban community, complete with order agreed on and hold high with.
***



Kiranya terdapat kaitan yang sangat erat antara masyarakat religius dengan masyarakat madani. Masyarakat religius adalah suatu masyarakat yang bersendikan nilai-nilai agama sebagai basis pergaulan hidupnya. Sedangkan, masyarakat madani adalah masyarakat kota yang dibentuk oleh Nabi Muhammad melalui Piagam Madinah sebagai Undang-undang yang mengikat warganya pada waktu itu.
Setelah selama 11 tahun Nabi membuat pondasi akidah di mekkah, selanjutnya Nabi melakukan Hijrah ke Yastrib (kemudian diganti nama oleh Nabi menjadi Madinah yang berarti kota) atas petunjuk Allah. Di sanalah Nabi membentuk masyarakat kota, lengkap dengan aturan-aturan yang disepakati dan dijunjung bersama. Di sana pula Nabi menerapkan ajaran Islam yang mengatur tentang pergaulan hidup (mu’ammalah) baik sesama muslim maupun dengan non muslim. Dan hasilnya adalah sebuah peradaban yang luar biasa, yang pada perjalanannya kemudian sampai mengalahkan 2 imperium yang paling kuat di dunia pada masanya yakni Romawi dan Persia. Inilah peristiwa yang oleh banyak pengamat sejarah disebut dengan “Ledakan Arab” (Arab Explosion). Yakni bersinarnya Bangsa Arab, yang padahal sebelumnya tidak banyak dikenal oleh negara-negara lain dalam pentas pergaulan bangsa-bangsa di dunia. Bahkan, konon dulunya Bangsa Arab dikenal sebagai bangsa yang terbelakang dan bodoh (jahiliyah)
Bagaimana rahasia Nabi memajukan Bangsanya dari keterpurukan tersebut? Jawabannya tidak lain semangat keagamaan dan kesadaran ketuhanan yang berhasil dihembuskan Nabi kepada para sahabatnya, sekaligus diwariskan kepada beberapa generasi sesudahnya, hingga pada masa daulat Abbasiyah, kerajaan Islam menjadi puncak peradaban dunia, dengan daerah kekuasaan yang hampir meliputi separuh belahan bumi.
Semangat keagamaan dan kesadaran ketuhanan merupakan pondasi dasar seseorang dalam berkiprah menapaki jalan hidup ini, Karena dia telah memahami makna dan tujuan hidupnya sendiri. Sehingga, kemajuan yang akan dicapai oleh Bangsa yang masyarakatnya memiliki semangat keagamaan dan kesadaran ketuhanan adalah kemajuan hakiki/sejati yang memadukan antara kemajuan duniawi dan ukhrawi (fisik dan mental). Inilah bentuk negara yang menjadi idaman kaum muslim se-jagat raya, melalui doanya: “baldatun toyibatun wa rabbun ghafur (Sebuah negara yang aman, tenteram dan sejahtera, sekaligus mendapat ampunan dan ridlo dari Tuhannya). Kondisi masyarakat seperti inilah yang dipraktekkan Nabi 14 abad yang lalu. Sehingga, kata “masyarakat madani” sering dijadikan rujukan banyak kalangan, untuk menggambarkan kondisi masyarakat ideal yang dicita-citakan.
Dengan semangat keagamaan dan kesadaran ketuhanan yang tinggi, masyarakat akan lebih giat bekerja, berkreasi, dan terus menggali ilmu pengetahuan. Karena hal itu diyakini sebagai ibadah dan mengharap ridlo Allah SWT. Hal ini dibuktikan dengan tradisi kaum muslim jaman dulu (masa keemasan) yang menjadikan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, akan tetapi tempat berdiskusi, mencari ilmu, sekaligus menyusun strategi memajukan Bangsa. Kreatifitas yang dilakukan kaum muslim jaman dulu tersebut mampu membuat pondasi-pondasi ilmu pengetahuan di bidang kedokteran, matematika, astronomi, ilmu alam, syair dsb. Sehingga, kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang mengagumkan sekarang ini banyak disinyalir sebagai pengembangan dari penemuan-penemuan ilmiah kaum muslim jaman dulu. Itulah bukti prestasi yang berhasil diraih oleh kondisi masyarakat yang memiliki semangat keagamaan dan ketuhanan yang tinggi.
Kini, semangat keagamaan dan kesadaran ketuhanan sebagai warisan berharga dari junjungan kita Nabi Muhammad, nampaknya mulai pudar di kalangan kaum muslim, khususnya di daerah kita.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar